Sejarah Outbound dan Pencetus Kegiatan Outbound di Dunia

Sejarah outbound dan pencetusnya – Pernahkah anda mendengar kata outbound? Kami yakin anda sering mendengarnya. Karena, anak-anak sekarang di sekolah sudah sering diajak outbound oleh gurunya, setiap hari Sabtu atau hari libur.

Secara rinci mungkin anda kesulitan untuk menjelaskannya. Sebagai pengetahuan saja, bahwa pengertian outbound adalah: sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan melakukan berbagai permainan yang dilakukan secara individu maupun berkelompok.

Sebenarnya, kata outbound berasal dari kata Outward Bound yang dicetuskan oleh Dr. Kurt Matthias Robert Martin Hahn CBE, pria kelahiran Jerman tanggal 5 Juni 1886, dan tutup usia di Berlin, tanggal 14 Desember 1974. Dia seorang pendidik filosofi yang sangat berpengaruh di dunia internasional. Dialah pendiri Outward Bound (yang sering disingkat outbound), dan mendapatkan penghargaan dari dunia internasional.

Sejarah lengkap outbound

Outbound tidak timbul begitu saja, namun timbul karena pengaruh Perang Dunia II. Siap pula pencetus outbound? Berikut sejarah lengkap lahirnya outbound.

Camping Cikole Lembang Bandung

Tahun 1941, tepat saat pecah Perang Dunia II. Banyak kapal dagang Inggris di Laut Atlantik Utara yang karam terhantam torpedo kapal selam Negara Jerman. Ribuan pelaut berusaha menyelamatkan diri dari kebuasan perang dan ombak lautan. Menumpang sekoci, berenang atau bertumpu pada benda apapun yang mengapung.

Lebih jauh mengenai perang tersebut, silahkan baca sejarah Perang Dunia II

Uniknya, yang kemudian selamat mencapai daratan kebanyakan justru para pelaut tua. Mengapa bukan pelaut muda yang secara fisik lebih kuat bertenang?

Rupanya lantaran yang senior itu sudah berpengalaman, lebih percaya diri, dan lebih kuat pula mentalnya di tengah buasnya ombak lautan. Ini sungguh membuat Dr. Kurt Hahn, pelarian Jerman yang bermukim di Inggris prihatin.

Makanya, pendidik dan pengusaha perkapalan ini lantas merancang sebuah program pelatihan bagi para pelaut muda. Guna membangun kekuatan mental dan rasa percaya diri mereka, sehingga nantinya diharapkan lebih tahan banting menghadapi pelayaran yang berat dan berbahaya di Laut atlantik Utara yang tengah dilanda perang.

Pelatihan tersebut kemudian dikenal dengan nama Outward Bound. Diselenggarakan pertama kali di Aberdovey, Inggris, pada tahun 1941. Hingga sekarang banyak Outward Bound Centre yang tersebar di negara-negara belahan dunia.

Seperti Australia, Selandia Baru, Singapura, Jepang, Indonesia, dan negara-negara lain. Indonesia termasuk negara urutan akhir yang memiliki pusat pelatihan Outward Bound.

Ibarat mengarungi laut lepas, para peserta program Outward Bound selama pelatihan dihadapkan pada beragam tantangan dan pengalaman baru yang tidak diketahui apa dan kapan datangnya.

Hingga setiap orang harus tetap siaga menghadapi berbagai kemungkinan yang bakal menghadang, tanpa pandang bulu, berapapun umurnya, bagaimanapun penampilan dan gaya hidupnya, apapun aspirasinya dan pangkatnya.

Cuma, yang jelas, peserta mesti sehat. Soalnya pelatihan dilakukan di alam bebas dengan cuaca yang cukup ekstrem. Di gunung, danau,, dan daerah berbukit-bukit. Selain tekad dan keberanian, kegiatan OBI juga sangat menguras tenaga. Untuk itu, setiap calon peserta diminta mengisi formulir riwayat kesehatan.

Sesuai pemikiran Dr. Kurt Hahn sejak awal, pelatihan Outward Bound dilakukan berdasarkan metode learning by doing. Dengan cara memberi mereka pendidikan khusus agar mampu mengatasi tantangan.

Dengan demikian, setiap peserta berkesempatan untuk lebih memahami kemampuan dirinya. Misalnya, kemandirian, tanggung jawabnya, inisiatifnya, dan rasa kasih sayangnya terhadap sesama.

Sebagaimana falsafah Outward Bound, setiap orang pada dasarnya mampu mencapai sesuatu lebih dari apa yang mereka sadari sebelumnya. Selain itu, ternyata masih banyak orang yang belum memahami apa yang bisa dicapai melalui kerja sama dan dukungan timbal balik.

Untuk itu, Outward Bound punya motto: “to serve, to strive, not to yield”, yang artinya adalah: melayani, berusaha, dan pantang menyerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.